
Nah ceritanya pada percobaan
pertama, saya sudah mempersiapkan alat dan bahan kegiatan malam sebelumnya.
Jadi malam-malam saya heboh dengan panci dan kompor namun bukan dalam rangka kegiatan
masak, melainkan nyetok cat. Eh ternyata saat dipakai, cat-cat yang sudah
distok tersebut lebih menyerupai agar-agar; kenyal dan padat. Intinya tidak
bisa dipakai, malah ghazi kira itu agar sungguhan karna dia sudah siap-siap
buka mulut minta disuapi. Sepertinya tepung maizenna yang dicampur ke adonan
kebanyakan.
Dan saya pun kepepet, karna sudah
koar-koar plus sudah membentangkan
kertas besar dihadapan ghazi. *ini
kesalahan selanjutnya, harusnya pastikan dulu semua alat dan bahan sudah oke
dan siap pakai baru koar-koar. It’s gonna make your day easier. Jadilah pakai plan #2, cat sekali pakai (tidak
bisa distok) namun tetap aman termakan. Kepepet selanjutnya: bahan disiapkan
dihadapan ghazi.
Bahan Cat Aman Tertelan Sekali Pakai:
- 1 sendok makan tepung terigu
- Air secukupnya untuk melarutkan tepung terigu dengan kekentalan sesuai selera
- Pewarna makanan, teteskan beberapa tetes
Apa ghazi tertarik? Awalnya dia
sangka itu adonan untuk masak. Jadi dia meniru gaya saya saat mengaduk tepung,
air dan pewarna dengan heboh. Saat diberikan, ghazi malah berlari ke laci utensils untuk mengambil sendok. Dan
kemudian ikutan heboh meniru gaya saya mengaduk. Aduuuuh, ini lah akibat kepepet. Oke oke saya yang salah, jadi
harus sabar. Dicontohkanlah kepada ghazi bagaimana cara menggunakan cat yang
saya beri tersebut. Awalnya dia ga mau dong
tangannya kotor kena cat, minta terus dicuci saat sadar tangannya bernoda warna
warni. *Ini akibat lain kalau terlalu
heboh lihat anak tangannya berlumur tanah dan minta dia cepat-cepat mecucinya.
Percobaan pertama ini dia cepat
bosan, saya harus sangat berusaha membuat kegiatan ini menarik. Saat diperkenalkan
kata “basah” dan “licin” dia malah ingatnya kamar mandi. Ya well, ternyata
secara tidak sadar saya sudah memperkanalkan kedua kata tersebut secara
spesifik. Air untuk kata basah dan lantai kamar mandi untuk kata licin.
Percobaan kedua seminggu
setelahnya berjalan lebih mulus, ghazi
mulai paham dan lebih heboh. Walau masih belum bisa bertahan lebih dari 15
menit, dengan jeda dia mulai bosan sampai akhirnya benar-benar mau pindah ke
mainan lain. Tapi lumayan banget lah. Kapan-kapan ingin dicoba lagi ah, lumayan melatih
rentang waktu fokus anak dan berkreasi dengan warna dengan cara yang menyenangkan.
No comments:
Post a Comment