Pages

Saturday, June 29, 2013

Video Ghazi 5 bulan

Menemukan kembali video Ghazi saat umurnya masih 5 bulan. Masih lucuuuu bangettt. Sekarang juga masih lucu sih tapi ada plus-plus nya. Plus suka riwil-suriwil, plus suka kekeuh-surekeuh, dan plus-plus lain-lainnya. Hehehe


Agar awet dan tidak hilang dalam tumpukan video dan gambar yang diambil dari handphone, tampak lebih baik memasangnya disini. Nanti suatu saat kangen moment-moment ghazi masih bayi banget ini, tinggal lihat deh di arsip blog :)

Monday, June 24, 2013

Catatan Kuliah Bunda Sayang Institut Ibu Profesional: Komunikasi Produktif

Gambar diambil dari: sini
Kembali Institut Ibu Profesional (IIP) pusat yang markasnya di Salatiga mengadakan perkuliahan Bunda Sayang di tahun 2013 ini. Kuliah ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan ibu sebagai ujung tombak keluarga dalam mengelola kehidupan keluarga dan meningkatkan kualitas hidup anggota keluarganya. Tahun lalu saya juga mengikuti perkuliahan ini, tapi sayangnya sering bolong-bolong. Jadi saat IIP kembali mengadakan program kuliah Bunda Sayang, saya betul-betul niatkan untuk selalu datang ke kelas virtual kami di wiziq. Semoga kali ini bisa konsisten.

Kuliah pertama Bunda Sayang mengangkat tema "Komunikasi Produktif". Waduuuh pas sekali dengan kondisi yg saya alami di minggu-minggu itu. Rasanya tiap hari meledak-ledak saat menghadapi Ghazi. Saya terdengar seperti ibu yang putus asa dan bawel. Di saat yang sama merasa kehilangan rasa dibutuhkan anak, karna anak lebih terlihat secure dengan ayah yang sabar. Ditambah lagi saya baru saja memutuskan kembali beraktivitas di luar rumah walau tidak setiap hari. Namun ternyata rasanya berat sekali melepas perhatian penuh pada anak. Saya merasa kekurangan waktu dalam memperbaiki hubungan dan semakin terpuruk secara emosi.

Rasa desperate ini harus segera diperbaiki. Saya rasa komunikasi produktif bisa menjadi langkah awal solusi bagi masalah ini. Berikut catatan kecil saya selama perkuliahan tersebut:

For things to chance, i must change first

Memilih kata sangat penting saat kita berbicara. Kata-kata mewakili apa yang kita pikir, membawa energi sekaligus menentukan kualitas diri. Tak berbeda saat berkomunikasi dengan anak, hal ini juga berlaku. Prinsip-prinsip berikut akan membawa hubungan yang lebih positif dan produktif jika kita praktekan bersama anak:
  1. Anak tidak memahami kata jangan, hal ini sudah cukup sering dibahas diberbagai seminar-seminar parenting. Kata-kata bernada "jangan", "no no no", "tidak" belum bisa dipersepsikan utuh oleh anak khususnya balita. Walaupun mereka terlihat menuruti apa yang kita minta sebenarnya mereka belum paham maksud dari larangan tersebut. Gantilah kalimat-kalimat negatif dengan kalimat yang positif dan produktif. Contoh sederhananya: ganti kata jangan lari-lari dengan kalimat jalan hati-hati, dsb.
  2. Keep information short and simple (KISS)
  3. Jelas dalam memberikan pujian dan kritikan. Bedakan galak dengan tegas saat anak melakukan hal yang melanggar batasan menurut kita. Galak itu marah-marah, emosi dan kata-kata yang keluar dari mulut kita tidak beraturan. Sementara tegas, kita marah tapi kepala dan hati tetap tenang, kita tetap bisa memberikan instruksi dengan kalimat sederhana dalam situasi paling tidak mengenakkan sekalipun.
  4. Saat anak melakukan kesalahan, kendalikan suara dan gunakan nada yang ramah. Dilarang teriak-teriak. Dari pengalaman pribadi teriak-teriak ke anak saat marah sebenarnya cuma pelepasan perasaan emak saja, bukan menyelesaikan masalah. Dampak ke anak yang positif bisa dibilang tidak ada. Sebaliknya anak menjadi takut, berlindung pada orang yang lebih sabar dan yang lebih menakutkan lagi jika nanti suatu saat mereka meniru perbuatan sang emak secara tidak sadar. Huhuhuhuhuhu
  5. Seringlah membuat kejutan menarik untuk anak. PR banget nih.

Ada lagi hal-hal yang harus diperhatikan orang tua selama berkomunikasi dengan anak:
  • Fokus pada solusi bukan masalah. Jika anak melakukan suatu kesalahan, orang tua dilarang mengeluh, tetap tenang dan tuntun anak-anak untuk menyelesaikan masalahnya. Orang tua yang suka mengeluh akan menghasilkan anak-anak yang suka mengeluh, vice versa
  • Ganti kata "tidak bisa" menjadi "bisa". Efeknya, kita akan menelurkan anak-anak yang PD.
  • Katakan apa yang kita ingin anak lakukan, bukan apa yang tidak kita inginkan.
  • Fokus pada masa depan, bukan masa lalu. Jadi, jangan mengulang-ngulang pembahasan mengenai kesalahan yang pernah anak lakukan di masa lalu.
Buat saya pribadi, kata-kata dan semangat bu Septi itu seperti sihir positif. Heee. Materinya mungkin sudah sering juga dibahas di seminar-seminar parenting oleh pembicara yang tak kalah keren. Tapi entah mengapa kalau bu Septi yang menyampaikan rasa semangat untuk mengubah diri dari bu Septi itu menular. Suami saya aja sampai bilang "kenapa ya ibu kalau ayah yang bilang iya iya aja, tapi kalau bu Septi yang bilang langsung bersegera melaksanakan. Padahal inti permintaan atau obrolannya sama". Heeee, ga papa ya ayah yang penting ayah dan bu Septi obrolannya kompak. *lhoooh.

Apa sesaat setelah kuliah ini saya berubah jadi ibu yang sabar? Belum sayangnya. Perlu usaha, konsistensi, masukan dari pasangan dan muhasabah. Mengingat-ingat kembali betapa bersyukurnya Allah beri karunia dan kepercayaan dalam menjaga amanahNya. I'm on my way, insyaAllah.


Saturday, June 15, 2013

From Barney: The Rainbow Song




Jika ditanya pengalaman masa muda yang paling berkesan dalam hidup, kemungkinan besar cerita ini yang akan saya bagi dengan sang penanya. Berkenalan dengan dunia anak-anak jauh sebelum menikah dan punya anak. Saya yang anak kuliahan jurusan teknik di ITB, yang dengan kehendak Sang Kuasa diizinkan belajar lebih dulu dunia anak dibandingkan dengan teman-teman sebaya kebanyakan bersama para pecinta dunia anak lainnya. Di masa kuliah tingkat 2 saya mulai berkecimpung di unit mahasiswa ini, bernama PAS (Pembinaan Anak-Anak Salman) ITB. Unit mahasiswa yang sangat seru sekaligus berisik, kreatif sekaligus agak keterlaluan , hangat sekaligus bertabur konflik. Seperti keluarga paket lengkap. Di sini lah saya mulai mengenal The Barney Show. Dan ini lah lagu Barney pertama yang saya dengar, yang mengantarkan saya mendengarkan lagu-lagu Barney lainnya sepanjang masa kuliah dulu.


Para penggemar Barney mungkin sudah hapal judul lagu dan liriknya, The Rainbow Song. Yang memperkenalkan adalah k Ona Kadiv TK di semester 44 (ini sekitar 8 tahun yang lalu). Lagu ini dibawakan saat penutupan mentoring (nama kegiatan rutin ahad kami) oleh perwakilan kaka Pembina TK. Jadi hampir 1 minggu penuh kaka-kaka berlatih sebaik mungkin agar penampilan di depan adik-adik maksimal, menghibur sekaligus tersampaikan makna lagunya. Aransemen lagu beda sedikit dengan versi asli, k Yayang yang mengaransemen sepertinya sengaja menyesuaikan ritme lagu jadi agak ngepop sesuai usia kaka-kaka, heee

P.S: Maaf yaaa suaranya pas-pasan banget, heee. Berani-beraninya majang suara pas-pasan di blog ;P
 

Monday, June 3, 2013

Kado untuk Yang Ti

Tanggal 13 Mei 2013 yang lalu, yang ti (mama mertua saya) Ghazi berulang tahun. Tepat setelah a very long weekend in that month, jadi kaka ipar beserta keluarganya yang tinggal di Jakarta bisa ikut meramaikan kejutan ulang tahun yang ti. Memang kebiasaan keluarga suami jika ada yang ulang tahun, kalau bisa semua kumpul dan makan-makan. Sekalian menyalurkan hobi mertua saya yang pinter banget masak. Jadi kalau ada yang berulang tahun (kecuali mama mertua saya ini), mama pasti masak-masak super heboh dan enak. Saya yang jarang menginap di rumah mertua pun (padahal masih satu kota, heee) mengkhususkan diri untuk menginap di pekan tersebut. Jadilah rumah yang ti dan yang kung ramai kembali dengan kehadiran 3 bocah aktif. Sebelumnya yang ti dan yang kung jarang kesepian karna keluarga kaka ipar lebih sering tinggal di Bandung daripada di Jakarta, baru beberapa bulan terakhir ini mereka memutuskan untuk stay permanently in Jakarta. Sementara saya dan suami sudah dari awal pernikahan tinggal terpisah dari mereka.

Kiri-kanan: Ghazi (21 mo), Yang ti, Azizah (17 mo), Naila (4 yo)

Nah untuk ulang tahun yang ti ini, saya selaku pelaksana belanja keluarga cukup bingung akan menghadiahi beliau apa. Suami saya apalagi. Setelah dipikir-pikir yang ti sudah punya semuanya. Ahahahhaha. Bingung deh, sampai akhirnya hari menginap tiba dan kami masih belum memutuskan.  Untunglah, istri kaka ipar saya datang sebagai penyelamat. Hihihihihi. Tiba-tiba beliau minta foto close up Ghazi. Aha, saya sudah feeling pasti buat kado mertua. Dan mengakulah saya bahwa saya dan suami belum menyiapkan kado. Heee, dan dengan baik hati beliau mengajak patungan dan ikut membantu persipan. Alhamdulilllaaaah. Beliau sudah mempersiapkan kue ulang tahun, baju, dan peralatan scrap booking. Ya kado utamanya si scrap book tersebut. Koordinator utama persiapan kado yang ti adalah istri kaka ipar, saya asli bantu dikit banget. Heu, semoga beliau ikhlas saya bantu dikit.

Hasil scrap book nya lupa terus di foto kalau sedang main ke rumah yang ti. Mudah-mudahan bisa di-upload di lain waktu. So, untuk yang bingung saat menghadiahi para orang tua saat mereka berulang tahun, scrap book ini bisa menjadi salah satu alternatif lho. Dengan hiasan foto-foto para cucu atau kenangan mereka di masa lalu, hadiah yang tak lekang waktu mudah-mudahan.