Pages

Thursday, February 20, 2014

My Blog, Here I Come (again)!

Heu, penyakit lama saya adalah masalah inkonsistensi. Termasuk deh mengurusi si blog ini. Awal bikin blog ini semangat juang belajar dari mbak Lala yang rutin bikin kelas workshop online di portal Digital Mommie. Sayangnya sampai waktu workshopnya habis karena masalah inkonsistensi tadi belom kelar dong si saya ini mempelajari semua materinya. Sehingga akses saya ke resource materi ditutup sudah. Sayang banget yaa, padahal waktu workshopnya 7 bulan lhoh. Nasi sudah jadi bubur (hiks), mari kita hadapi kenyataan ini dengan usaha melengkapi belajar dari sumber-sumber lainnya. Berdoa nanti bisa ikut workshop lagi dengan harga miring. *super ngarep.

Saya memutuskan kembali menengok blog ini karena agak terpaksa. Heee. Amaze juga liat traffic nya yang lumayan untuk penulis super pemula macam saya dengan jumlah tulisan yang masih amat sedikit. Jadi semangat lagi deh ngisi blog ini dengan hal macam-macam. Ga mau ribet lagi kayak di awal pingin bikin blog dengan tema spesifik, beda dan unik. Cukup tujuannya menuangkan segala pikiran, ilmu-ilmu baru yang saya dapet, hal-hal yang ingin saya share, dan belajar merunutkan ide dalam bentuk tulisan. Thats it.

So, seperti yang disampaikan sebelumnya saya kembali menulis dengan keadaan agak terpaksa. Karena ada tugas menulis essay pendek untuk para pengurus IIP cabang Bandung yang harus di-share kepada khalayak ramai. Aih. pasti ada yang bingung IIP cabang Bandung itu apa. Tuuuh makin banyak PR yang harus ditunaikan, next writing deh yaaa.

gambar di ambil dari sini

Essay singkat ini harus dapat menceritakan kelebihan saya saat ini, kelebihan yang ingin saya capai di masa depan dan langkah-langkah untuk mencapainya.

Bicara soal kelebihan, saya benar-benar blank dan ga punya ide. Apakah kamu juga begitu? Typically orang Indonesia kali yak, sedari kecil harus meninggikan lembah alias berfokus pada hal di luar kelebihan diri yang sebenarnya dan jarang diajari berani speak up sedari kecil. Tapi masa sih saya tidak punya kelebihan, sayang bener Allah sudah menciptakan saya hasilnya hanya sia-sia. Maka saya berpikir sangaaat keras tapi tetap berusaha jujur mengenai hal ini. Karena tulisan ini asli bukan buat gaya-gayaan, tapi refleksi hidup atas apa yang selama ini Allah beri. Bismillah, setelah dicermati saya adalah seseorang yang punya keinginan kuat dan mampu bertahan hidup mandiri, walau belum sepenuhnya. Dari SMA saya sudah biasa hidup mandiri terpisah ribuan mil bahkan dipisahkan oleh lautan luas Indonesia dari kedua orang tua. Saya biasa mengurus segala sesuatunya sendiri, sakit parah sendiri tanpa ada keluarga yang mendampingi, mengatur keuangan sendiri (walau selalu ada transferan dari ortu setiap bulannya, kalau diakhir bulan kurang masih bisa nambah, heee), ngambil rapor sendiri, ngurus awal-awal perkuliahan sendiri (padahal teman-teman kebanyakan masih didampingi orang tuanya waktu itu). Saya memilih untuk mandiri, terpaksa menjalankannya sekaligus menikmatinya.

Kelebihan saya yang lain: walau saya biasa mandiri, saya bisa diandalkan dalam kerjasama tim. Tipe team work banget lah (ini hasil didikan selama di TI deh kayaknya), bahkan saya bingung kalau kerja sendirian berasa tidak punya partner diskusi. Alhamdulillah selama ini di rumah suami bisa jadi partner tim yang oke banget :). Terimakasih ayaah

Kelebihan yang ingin saya capai di masa yang akan datang (kayaknya lebih enak kalau ada time limit nya ya, misal sampai akhir tahun ini) adalah kemampuan memanage rumah tangga dengan baik (aihhh umum banget yak) dan kemampuan menjalankan usaha daycare yang selama ini selalu mentok ditahap rencana.

Langkah-langkah untuk mencapai kelebihan yang diinginkan:
  1.  membiasakan diri membuat dan menjalankan checklist to do;
  2.  menamatkan semua rekaman kuliah online program Bunda Sayang IIP; dan
  3.  mensinergikan rencana menjalankan daycare dengan proses bertumbuh bersama anak-anak ( ada yang bilang ini tidak akan fokus, tapi saya mau coba, karena core business yang akan dijalankan berhubungan erat dengan dunia anak-anak).
Khusus untuk rencana menjalankan daycare saat ini sudah berjalan pembuatan proposal bisnis versi investor, kerjasama dengan konsultan pendidikan yang sudah berpengalaman agar ada pegangan dan mendorong daycare ini tidak jalan setengah-setengah, serta masih pilah-pilih lokasi yang paling ideal. Kedepannya tinggal mencari investor, tetap keep in touch dengan konsultan dan jalan deh bismillah.

Semoga dengan saya men-share mimpi-mimpi tersebut disini, banyak yang baca, banyak yang meng-aminkan, banyak yang ngasih link buat bantu mewujudkannya. Aamiin :)

"You have to dream, before your dreams can come true"
 A. P. J. Abdul Kalam

2 comments:

  1. Assalamu'alaikum teh gita... Mantap lho tulisannya :) Keep share your dreams...

    ReplyDelete
  2. Wa'alaikumsalam mbak dita, terima kasih yaaa, jadi semangat lagi ;)

    ReplyDelete