Pages

Saturday, April 27, 2013

Redecorate Our Home

Mendekorasi  rumah merupakan satu wahana belajar tersendiri buat saya (dan keluarga). There is always a better way kata Thomas A. Eddison – salah satu penemu paling fenomenal dalam sejarah peradaban manusia.  

   



And there are so many better ways to make your home looks much better



   

Gambar dari: 123RF

   
Bulan ini, saya dan suami sedang getolnya ingin mendekorasi ulang ruangan-ruangan di rumah kami. Setelah evaluasi bersama, selama 1 tahun ini kami belum punya konsep design yang jelas untuk tiap ruangan di rumah ini. Kami sebagai penghuni tidak merasakan harmonisasi antar ruang, rumah kami terasa flat dan kurang memiliki jiwa.

Awalnya kami berharap bisa menciptakan detail kesan minimalis pada interior. Walau nama konsepnya minimalis ternyata dana yang harus dikeluarkan untuk dapat merealisasikan konsep ini tetap cukup besar bagi kami. Jadilah kami ganti konsep jadi “yang penting ada furniture utama”, hehehe. Selang beberapa waktu suami mengusulkan tema “open space” , katanya agar punya ruang yang besar selama Ghazi belajar jalan. Oke masuk akal, saya pun setuju. Semua furniture di ruang utama diposisikan menempel dinding, jadi terciptalah satu ruang cukup besar tanpa sekat untuk ghazi berjalan, bermain bahkan berlari.

Sekarang kami masih sibuk browsing di internet untuk mencari inspirasi. Saya biasa cari inspirasi lewat dunia maya di webnya IKEA. Hehehe, full inspiring. Tinggal pintar-pintar mengolah dekorasi yang dipunya atau didapat agar terlihat mendekati inspirasi display di web tersebut. Untuk awal proyek redecorate besar-besaran dengan dana terbatas ini (hehehe), kami setuju memprioritaskan penambahan karakter design pada ruang tamu terlebih dahulu. Menambah warna agar terkesan lebih ceria dan hidup, sama seperti para penghuninya :). Dan nyicil beli pernak pernik home decoration yang menunjang konsep tersebut.

Wednesday, April 24, 2013

Belajar Digiscarp dengan GIMP

Saya belajar beberapa hal baru selama mengikuti tantangan 7 to 7 yang diadakan oleh Institut Ibu Profesional. Salah satunya adalah belajar mengedit foto dengan beberapa program editing foto yang bisa diunduh secara free dari internet atau melalui aplikasi di smartphone. Menyenangkan juga, membuat efek foto yang dramatis hanya dengan berbekal kamera smartphone atau telepon genggam. 

Agar tampilan foto semakin menarik, bisa juga lho dicoba mempercantik tampilannya dengan konsep scrapping digital alias digiscrap. Awal perkenalan saya dengan digiscrap adalah saat lihat-lihat ke facebooknya mbak Lala Mira Julia dan akhirnya mampir ke web beliau di www.LalaDigiScrap.com. Pingiiiin sekali coba membuat, namun dorongannya di waktu itu belum terlalu kuat. Jadi keinginan hanya berakhir sampai niat.

Sampailah saat kegiatan 7 to 7 yang mengharuskan peserta melampirkan foto-foto kesuksesannya selama 30 hari. Mbak Lala dengan baik hati mengunduhkan video tutorial editing foto dengan konsep digiscrap. Software yang diperkenalkan mbak Lala bernama GIMP. Berikut video tutorial membuat digiscrap menggunakan GIMP dari mbak Lala.


 Sangat membantu lho buat super pemula seperti saya.

Dengan tersendat-sendat waktu akhirnya berhasil juga membuat karya digiscrap perdana ini


Masih kurang proporsional dan kurang bergaya saya sih. Hehehehe. But, I’ll keep trying. Semoga nanti menemukan gaya digiscrap yang saya banget.

Silakan ikut mencoba :)

Tuesday, April 9, 2013

Melukis dengan Jari (Bagian I)

Saat mengikuti tantangan 7 to 7 di Institut Ibu Profesional , saya mulai serius memikirkan aktivitas untuk menstimulus perkembangan Ghazi (almost 20 months) yang lebih terstruktur. Untuk awal targetnya belum muluk-muluk sih, at least saya bisa menentukan aktivitas stimulasi apa yang dominan dilakukan Ghazi setiap minggunya. Biasanya Ghazi hanya bermain spontan tanpa arahan tertentu. Saya juga jarang sekali terlibat dalam aktivitas bermainnya.  Alasannya? Mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang seakan tiada habisnya. He, klise ya, tapi itulah nyatanya saat menjadi stay at home mom (sahm) tanpa punya target pencapaian layaknya profesi yang lain. Namun, saya ingin berubah. Saya ingin lebih terlibat aktif dalam aktivitas bermain Ghazi. Saya benar-benar ingin ambil bagian dalam pengembangan dirinya secara profesional. So, here we are.

Minggu ini, saya putuskan kami akan melakukan aktivitas dengan tema “melukis dengan jari”. Terinspirasi dari satu-satunya buku pedoman pengembangan anak usia dini yang saya pinjam dari seorang teman baik. Gambaran aktivitasnya adalah anak melukis secara bebas dengan media pasta berwarna yang aman menggunakan jari jemarinya. Orang tua bisa memperkenalkan kata “licin” dan “basah” sembari bermain. Berikan arahan kemana ia harus menggerakan jarinya. Ini akan melatih pemahaman anak mengenai arah. Selanjutnya biarkan anak bermain dengan bebas.


Jika sudah selesai, keringkan hasil lukisan tersebut. Hiasi sepanjang pinggiran agar menyerupai bingkai dan tempelkan di pintu kulkas. Anak pasti bangga dengan hasil karyanya J dan akan menjadi kenangan yang indah untuk mereka dan juga kita.

Berikut bahan yang diperlukan untuk membuat adonan pasta dalam jumlah banyak:
  • 3 sendok makan gula
  • ½ sendok teh garam
  • ½ cangkir tepung jagung
  • 2 cangkir air
Campur dan panaskan bahan-bahan diatas dengan api kecil, aduk terus menerus sampai didapatkan adonan dengan struktur lembut merata dan kenyal.

Ayo Ghazi, mari bersenang-senang bersama ibu :).