Pages

Thursday, May 23, 2013

Melukis dengan Jari (Part II)

Ah, baru sempat update lagi kelanjutan dari kegiatan Melukis dengan Jari kami. Sekitar sebulan yang lalu padahal sudah diposting bahan yang diperlukan untuk melakukan aktivitas ini. Teman-teman bisa membaca posting sebelumnya disini. Dan sesungguhnya kegiatan ini sudah 2 kali dilakukan dibulan April yang lalu. Ucap syukur walau “cuma” 2 kali, bisa terlaksana juga niatan mulia tersebut. Sekarang belum sempat lagi malah untuk aktivitas yang dikhususkan macam ini bersama ghazi.

Nah ceritanya pada percobaan pertama, saya sudah mempersiapkan alat dan bahan kegiatan malam sebelumnya. Jadi malam-malam saya heboh dengan panci dan kompor namun bukan dalam rangka kegiatan masak, melainkan nyetok cat. Eh ternyata saat dipakai, cat-cat yang sudah distok tersebut lebih menyerupai agar-agar; kenyal dan padat. Intinya tidak bisa dipakai, malah ghazi kira itu agar sungguhan karna dia sudah siap-siap buka mulut minta disuapi. Sepertinya tepung maizenna yang dicampur ke adonan kebanyakan. 

Dan saya pun kepepet, karna sudah koar-koar plus sudah membentangkan kertas besar dihadapan ghazi. *ini kesalahan selanjutnya, harusnya pastikan dulu semua alat dan bahan sudah oke dan siap pakai baru koar-koar. It’s gonna make your day easier.  Jadilah pakai plan #2, cat sekali pakai (tidak bisa distok) namun tetap aman termakan. Kepepet selanjutnya: bahan disiapkan dihadapan ghazi.

Bahan Cat Aman Tertelan Sekali Pakai:
  1. 1 sendok makan tepung terigu
  2. Air secukupnya untuk melarutkan tepung terigu dengan kekentalan sesuai selera
  3. Pewarna makanan, teteskan beberapa tetes
Apa ghazi tertarik? Awalnya dia sangka itu adonan untuk masak. Jadi dia meniru gaya saya saat mengaduk tepung, air dan pewarna dengan heboh. Saat diberikan, ghazi malah berlari ke laci utensils untuk mengambil sendok. Dan kemudian ikutan heboh meniru gaya saya mengaduk. Aduuuuh, ini lah akibat kepepet. Oke oke saya yang salah, jadi harus sabar. Dicontohkanlah kepada ghazi bagaimana cara menggunakan cat yang saya beri tersebut. Awalnya dia ga mau dong tangannya kotor kena cat, minta terus dicuci saat sadar tangannya bernoda warna warni. *Ini akibat lain kalau terlalu heboh lihat anak tangannya berlumur tanah dan minta dia cepat-cepat mecucinya

Percobaan pertama ini dia cepat bosan, saya harus sangat berusaha membuat kegiatan ini menarik. Saat diperkenalkan kata “basah” dan “licin” dia malah ingatnya kamar mandi. Ya well, ternyata secara tidak sadar saya sudah memperkanalkan kedua kata tersebut secara spesifik. Air untuk kata basah dan lantai kamar mandi untuk kata licin.

Percobaan kedua seminggu setelahnya berjalan  lebih mulus, ghazi mulai paham dan lebih heboh. Walau masih belum bisa bertahan lebih dari 15 menit, dengan jeda dia mulai bosan sampai akhirnya benar-benar mau pindah ke mainan lain. Tapi lumayan banget lah. Kapan-kapan ingin dicoba lagi ah, lumayan melatih rentang waktu fokus anak dan berkreasi dengan warna dengan cara yang menyenangkan.

No comments:

Post a Comment